Seberapa banyak jumlah jam mengajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia? Jumlah jam mengajar untuk pelajaran bahasa Indonesia adalah yang paling banyak. Untuk jenjang SMP, berlaku juga untuk tingkat MTs (Madrasah Tsanawiyah), jumlah Jam Pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 6 (enam) Jam Pelajaran.
Ini adalah jumlah pertemuan yang paling banyak, dibandingkan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran yang lain, hanya 5 JP (Matematika dan IPA), 4 Jp (IPS dan Bahasa Inggris), 3 JP (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Senibudaya, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), sementara yang 2 JP hanya satu mapel yaitu Prakarya.
Pembagian jam pelajaran untuk pelajaran bahasa Indonesia yang terdir dari 6 JP idealnya adalah 3 JP dalam satu pertemuan. Itu jika memungkinkan. Tapi karena jam yang sangat banyak, biasanya pembagian jam pelajarannya harus memperhatikan ketersediaan alokasi waktu dalam satu kelas. Maka jika diurut dari idealnya, bahasa Indonesia hendaknya dibagi menjadi
2 kali tatap muka dengan pembagian 3 JP dan 3 JP.
3 kali tatap muka dengan pembagian 2 JP, 2 JP, dan 2 JP.
2 kali tatap muka dengan pembagian 4 JP dan 2 JP
Selanjutnya alternatif yang yang bisa dilakukan adalah, jangan sampai tersebar mejadi 1 kali pertemuan hanya 1 JP. Kecuali memang terpaksa misalnya, 3 Jp, 2 JP, dan 1 JP.
Maksimal jumlah JP yang paling ideal adalah 4 JP (jika terpaksa). Jika sampai 5 JP dalam satu kali tatap muka pelajaran Bahasa Indonesia bisa sangat membosankan.
Di satu sisi, jumlah jam yang melimpah untuk mata pelajaran bahasa Indonesia menguntungkan bagi guru, khususnya yang memerlukan jumlah jam minimal 24 JP. Akan tetapi di sisi yang lain juga menyulitkan bagi guru karena beban mengajar yang tinggi. Belum lagi masalah -penganaktirian-. Dianggap bahasa Indonesia adalah pelajaran yang 'mudah'. Biasanya tidak diutamakan dalam pembagian dan pengaturan jadwal. Cenderung sekenanya.
Kalau memang pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang mudah, seharusnya nilai Ujian Nasional Bahasa Indonesia semuanya baik. Nyatanya, tidak demikian. Justru sejak pertama kali penyelenggaraan Ujian Nasional -sampai sekarang sudah Berbasis Komputer (UNBK) nilai Matematika dan Bahasa Inggris cenderung lebih baik, di semua tingkatan dan wilayah.
Mungkin muatan JP yang sampai 6 JP untuk bahasa Indonesia juga melihat kecenderungan itu.
Jumlah Jam untuk Bahasa Indonesia sangat banyak karena memang materinya banyak. Selain itu, Bahasa Indonesia menjadi jalan. Jalan bagi pengetahuan yang lain, jalan bagi nasionalisme, jalan bagi pendidikan kebudayaan dan moral bangsa, juga jalan bagi nilai-nilai agama bagi siswa.
Ini adalah jumlah pertemuan yang paling banyak, dibandingkan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran yang lain, hanya 5 JP (Matematika dan IPA), 4 Jp (IPS dan Bahasa Inggris), 3 JP (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Senibudaya, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), sementara yang 2 JP hanya satu mapel yaitu Prakarya.
Pembagian jam pelajaran untuk pelajaran bahasa Indonesia yang terdir dari 6 JP idealnya adalah 3 JP dalam satu pertemuan. Itu jika memungkinkan. Tapi karena jam yang sangat banyak, biasanya pembagian jam pelajarannya harus memperhatikan ketersediaan alokasi waktu dalam satu kelas. Maka jika diurut dari idealnya, bahasa Indonesia hendaknya dibagi menjadi
2 kali tatap muka dengan pembagian 3 JP dan 3 JP.
3 kali tatap muka dengan pembagian 2 JP, 2 JP, dan 2 JP.
2 kali tatap muka dengan pembagian 4 JP dan 2 JP
Selanjutnya alternatif yang yang bisa dilakukan adalah, jangan sampai tersebar mejadi 1 kali pertemuan hanya 1 JP. Kecuali memang terpaksa misalnya, 3 Jp, 2 JP, dan 1 JP.
Maksimal jumlah JP yang paling ideal adalah 4 JP (jika terpaksa). Jika sampai 5 JP dalam satu kali tatap muka pelajaran Bahasa Indonesia bisa sangat membosankan.
Di satu sisi, jumlah jam yang melimpah untuk mata pelajaran bahasa Indonesia menguntungkan bagi guru, khususnya yang memerlukan jumlah jam minimal 24 JP. Akan tetapi di sisi yang lain juga menyulitkan bagi guru karena beban mengajar yang tinggi. Belum lagi masalah -penganaktirian-. Dianggap bahasa Indonesia adalah pelajaran yang 'mudah'. Biasanya tidak diutamakan dalam pembagian dan pengaturan jadwal. Cenderung sekenanya.
Kalau memang pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang mudah, seharusnya nilai Ujian Nasional Bahasa Indonesia semuanya baik. Nyatanya, tidak demikian. Justru sejak pertama kali penyelenggaraan Ujian Nasional -sampai sekarang sudah Berbasis Komputer (UNBK) nilai Matematika dan Bahasa Inggris cenderung lebih baik, di semua tingkatan dan wilayah.
Mungkin muatan JP yang sampai 6 JP untuk bahasa Indonesia juga melihat kecenderungan itu.
Jumlah Jam untuk Bahasa Indonesia sangat banyak karena memang materinya banyak. Selain itu, Bahasa Indonesia menjadi jalan. Jalan bagi pengetahuan yang lain, jalan bagi nasionalisme, jalan bagi pendidikan kebudayaan dan moral bangsa, juga jalan bagi nilai-nilai agama bagi siswa.