Syair merupakan salah satu bentuk puisi lama. Sebagai sebuah puisi, syair adalah sebuah struktur yang terdiri atas unsur-unsur pembangun. Unsur-unsur itu bersifat padu karena tidak dapat dipisah-pisahkan tanpa mengaitkan dengan unsur yang lain.
membangun bait-bait. Selanjutnya, bait-bait itu membangun keseluruhan makna.
Struktur fisik puisi memiliki kekhasan tersendiri dengan ciri-ciri yang melekat padanya. Struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, suasana, dan amanat.
a. Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema merupakan landasan utama dalam mengekspresikan gagasan atau pikiran melalui kata-kata.
b. Nada adalah sikap tertentu penyair terhadap pembaca. Apakah penyair dalam puisi itu bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas apa adanya, hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.
c. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Suasana merupakan efek psikologis yang muncul setelah pembaca selesai membaca keseluruhan syair. Jika berbicara tentang penyair, kita akan berbicara tentang nada.
Sebaliknya, jika berbicara tentang pembaca, kita akan berbicara tentang suasana hati pembaca. Nada dan suasana saling berhubungan. Nada penyair menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba pembaca.
d. Pesan atau amanat adalah tujuan yang hendak dimaksud penyair dalam menciptakan syairnya. Pesan penyair dapat ditelaah setelah memahami tema, nada, dan suasana syair dengan membaca keseluruhan syair.
Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun dan berada di balik tema yang diungkapkan.
Pungguk bermadah seraya menawan
Wahai bulan terbitlah tuan
Gundahku tidak berketahuan
Keluarlah bulan tercelah awan
Sebuah tilam kita berpadu
Mendengarkan bunyi pungguk berindu
Suaranya halus tersedu-sedu
Laksana orang berahikan jodo
Baca Juga : Menyanyikan Puisi yang Sudah Dimusikalisasikan
Unsur-unsur Syair
Unsur syair terdiri atas unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik syair terdiri atas baris-baris yang bersamasamamembangun bait-bait. Selanjutnya, bait-bait itu membangun keseluruhan makna.
Struktur fisik puisi memiliki kekhasan tersendiri dengan ciri-ciri yang melekat padanya. Struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, suasana, dan amanat.
a. Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema merupakan landasan utama dalam mengekspresikan gagasan atau pikiran melalui kata-kata.
b. Nada adalah sikap tertentu penyair terhadap pembaca. Apakah penyair dalam puisi itu bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas apa adanya, hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.
c. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Suasana merupakan efek psikologis yang muncul setelah pembaca selesai membaca keseluruhan syair. Jika berbicara tentang penyair, kita akan berbicara tentang nada.
Sebaliknya, jika berbicara tentang pembaca, kita akan berbicara tentang suasana hati pembaca. Nada dan suasana saling berhubungan. Nada penyair menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba pembaca.
d. Pesan atau amanat adalah tujuan yang hendak dimaksud penyair dalam menciptakan syairnya. Pesan penyair dapat ditelaah setelah memahami tema, nada, dan suasana syair dengan membaca keseluruhan syair.
Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun dan berada di balik tema yang diungkapkan.
Pungguk bermadah seraya menawan
Wahai bulan terbitlah tuan
Gundahku tidak berketahuan
Keluarlah bulan tercelah awan
Sebuah tilam kita berpadu
Mendengarkan bunyi pungguk berindu
Suaranya halus tersedu-sedu
Laksana orang berahikan jodo
Baca Juga : Menyanyikan Puisi yang Sudah Dimusikalisasikan