E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
Oleh: Admin
A.                Pendahuluan
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sampai saat ini berkembang dengan pesat, seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi diartikan sebagai peralatan yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan atau memperoleh, memproses, dan saling tukar menukar informasi dengan individu-individu lainnya. Teknologi informasi berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan komoputer dan teknologi komunikasi yang ada. Sedangkan teknologi komunikasi berkembang dengan meningkatnya perkembangan teknologi elektronika, sistem transmisi dan sistem modulasi, sehingga informasi dapat disampaikan dengan cepat.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut telah memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia, sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Karena Allah Swt telah menganugerahkan kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi, yaitu anugerah agama dan kenikmatan teknologi. Maka dalam Islam pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sarana pengabdian kepada Allah Swt. Dijelaskan dalam AlQuran:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ       Artinya:”Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Q.S. Al-Mujãdilah: 11).
Teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat, sehingga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Begitu juga dalam dunia pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan pengaruh terutama dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilam, dan nilai-nilai positif yang melibatkan anak didik dan pendidik dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Pembelajaran sama saja dengan proses komunikasi atau penyampaian pesan dari guru kepada murid. Tercapainya pesan yang disampaikan guru terhadap murid itu sangat tergantung bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung. Jika pembelajaran yang dilakukan efektif maka peserta didikpun akan dapat menyerap ilmu dan pesan yang guru sampaikan.
Pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang diselenggarakan oleh pendidik tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan-kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan-latihan.[1] Pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam. Dengan demikian pendidikan agama Islam memiliku peran yang sangat penting dalam membentuk generasi penerus bangsa. Agar tujuan pendidikan agama Islam tersebut dapat tercapai perlu adanya pembelajaran yang efektif dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat diantaranya penggunaan media pembelajaran.
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah alat atau media.[2] Pembelajaran dengan memanfaatkan media membuat materi menjadi lebih menarik. Berbagai macam media pembelajaran dapat digunakan, diantaranya memanfaatkan jaringan internet. Internet sebagai salah satu sumbert belajar telah melahirkan konsep e-learning. E-learning adalah proses pembelajaran yang disajikan secara elektronik dan media berbasis komputer.[3] Penggunaan media pembekajaran tersebut mampu membuat proses belajar mengajar menjadi lebih praktis dan efisien. Dengan menghadirkan media pembelajaran tersebut, dapat membantu ketidakjelasan materi dan kerumitan bahan ajar dapat disederhanakan. Dengan begitu peserta didik akan lebih mudah mencerna dan memahami materi yang disampaikan.

B.                 Penerapan Media E-Learning Dalam Pembelajaran
Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning).[4] Dengan demikian pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen dalam sistem pembelajaran. Proses pembelajaran yang telah durencanakan dengan baik akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu proses pembelajaran menerapkan kemampuan dan menggunakan sarana atau media serta mengikuti mekanisme yang telah diatur. Dalam hal ini media pembelajaran diartikan sebagai perantara atau penghubung antara sumber informasi (guru) dengan penerima informasi (siswa). Upaya penerapan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan salah satunya ditandai dengan hadirnya situs belajar dan mengajar dengan menggunakan web dan internet yang sering disebut dengan e-learning.
Terminologi e-learning cukup banyak dikemukakan dalam berbagai sudut pandang, namun pada dasarnya mengarah pada pengertian yang sama. E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan). Ini berarti dengan elearning memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi infomasi dan komunikasi berupa komputer dan jaringan internet atau intranet.[5] Dengan kata lain e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha membuat sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet. Dengan e-learning, belajar bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, melalui jalur mana saja, dan dengan kecepatan akses apapun, sehingga proses pembelajaran berlangsung efisien dan efektif.
Peran internet sebagai sumber belajar akan memberikan kemudahan, karena mudah untuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan. Untuk mengakses materi pembelajaran pada e-learning diperlukan komputer dengan jaringan internet atau intranet. Materi pembelajaran selalu ada kapanpun dan dimanapun dibutuhkan, sehingga dapat mengatasi kendala jarak ruang dan waktu. E-learning menuntut keaktifan peserta didik, karena melalui e-learning, peserta didik dapat mencari dan mengambil informasi atau materi pembelajaran berdasarkan silabus atau kriteria yang telah ditetapkan pengajar atau pengelola pendidikan.
E-learning bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait, yaitu:[6]
1.                   Bagi siswa, dengan kegiatan pembelajaran melalui e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar siswa yang optimal, dimana siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Disamping itu siswa juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat.
2.                  Bagi guru, melalui e-learning guru lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
3.                  Bagi sekolah, dengan adanya model pembelajaran e-learning berbasis web, maka akan tersedia bahan ajar yang telah divalidasi sesuai dengan bidangnya sehingga setiap guru dapat menggunakan dengan mudah serta efektivitas dan efisiensi pembelajaran secara keseluruhan akan meningkat, pengembangan isi pembelajaran akan sesuai dengan pokok-pokok bahasan, sebagai pedoman praktis implementasi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik pembelajaran, dan mendorong menumbuhkan sikap kerja sama antara guru dengan guru dan guru dengan siswa dalam memecahkan masalah pembelajaran.
Namun, Seperti halnya penggunaan media dalam pembelajaran, penerapan e-learning dalam pembelajaran juga harus disertai dengan strategi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Penyusunan strategi ini berguna untuk memperjelas tujuan yang ingin dicapai, mengetahui sumber daya yang dibutuhkan, membuat semua pihak yang terlibat untuk tetap mengacu pada tujuan yang sama, dan mengetahui pengukuran keberhasilan.[7] Strategi e-learning mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk dapat menerapkan e-learning dalam proses pembelajaran, diperlukan tahap perencanaan yang matang dan perangkat yang memadai. Media e-learning dapat diterapkan melalui:
1.                  Komputer stand alone, dimaksudkan bahwa proses pembelajaran dapat berlangsung melalui media CD-ROM. Kegiatan belajar siswa dilaksanakan di depan komputer (dilingkungan sekolah apabila pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka, dan diluar sekolah apabila dilaksanakan diluar tatap muka/ penugasan) dengan membuka CD-ROM yang berisi materi, tugas dan sebagainya.
2.                  Dengan jaringan intranet, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan adanya dukungan fasilitas labor komputer. Sehingga seluruh komputer akan dihubungkan ke dalam jaringan lokal, untuk mengakses dan bertukar informasi.
3.                  Dengan jaringan internet, media pembelajaran e-learning akan berjalan sangat efisien mengingat e-learning memiliki kelebihan yang berhubungan erat dengan internet. Tipe ini dapat dilaksanakan dengan adanya dukungan akses internet yang memadai, baik melalui LAN (local area network ), hot spot, atau modem.
Dengan demikian e-learning dapat dilaksanakan secara statis, pada sifat ini e-learning hanya berfungsi sebagai penyedia materi./bahan ajar untuk peserta didik. Sedangkan yang bersifat dinamis dapat menghadirkan interaksi dan suasana belajar seperti tatap muka di kelas. Dalam hal ini e-learning dapat menyediakan sarana untuk berdiskusi, sharing, komunikasi, dan evaluasi hasil belajar. Keberhasilan penerapan e-learning ditentukan juga oleh merencanakan materi. Karena pada kenyataannya tidak semua materi pembelajaran dapat atau harus disajikan secara elektronik. Materi yang disajikan dalam media e-learning harus sesuai dengan analisa kebutuhan dari pembelajaran. Selain itu, materi pembelajaran yang disajikan di dalam media pembelajaran e-learning, terbagi menjadi materi ajar dan materi uji. Sedangkan untuk menilai keberhasilan pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran e-learning, dilakkan evaluasi yang meliputi: pengukuran efektivitas berdasarkan persepsi dan reaksi anak didik, berdasarkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, berdasarkan peningkatan pengetahuan anak didik di lingkungan pendidikan, dan berdasarkan perubahan pada lembaga pendidikan disebabkan adanya pembelajaran.

C.                  Kesimpulan
Aplikasi dan potensi teknologi informasi dan komunikasi telah membawa pergeseran pandangan tentang proses pembelajaran. Penerapan teknologi tersebut dalam proses pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih interatif, simulatif, dan lebih menarik, Oleh karena itu di era globalisasi informasi saat ini, peserta didik dan pendidik dituntut untuk mampu menguasai dan mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran. Guru sebagai pendidik mampu menciptakan informasi dengan membangun connecting and sharing.
Berdasarkan cipta, karsa, dan rasa yang dimilikinya, manusia mengembangkan ilmu pngetahuan sehingga lahirlah teknologi informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi tersebut telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi manusia. Meskipun demikian, perlu upaya manusia itu sendiri untuk meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik secara individual maupun sosial. Artinya individu tersebut yang harus secara bijak dalam memilah dan memilih mana yang bermanfaat untuk kehidupannya.


D.                  Daftar Rujukan
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999.
Empy Effendi dan Hartono Zhuang, E-learning Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta, Penerbit Andi Publisher, 2005.

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2008.

Nazaruddin, Media Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik, dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Yogyakarta: Teras, 2007.

Sri Anitah, Media Pembelajaran, Surakarta: UNS Press, 2010.

Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press, 2011.


[1] Nazaruddin, Media Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik, dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Yogyakarta: Teras, 2007), h. 12.
[2] Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 7
[3] Sri Anitah, Media Pembelajaran, (Surakarta: UNS Press, 2010), h. 127.
[4] Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 132.
[5] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 202.
[6] Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 213.
[7]Empy Effendi dan Hartono Zhuang, E-learning Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta, Penerbit Andi Publisher,, 2005), h. 22.
LihatTutupKomentar