Pertanyaan Untuk Para Istri

Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia, kepada keluarganya, sahabatnya, serta kepada siapa saja yang meniti jalannya sampai hari pembalasan. Sesungguhnya wanita muslimah memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan pengaruh yang besar dalam kehidupan setiap muslim. Dia akan menjadi madrasah pertama dalam membangun masyarakat yang shalih, tatkala dia berjalan di atas petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena berpegang dengan keduanya akan menjauhkan setiap muslim dan muslimah dari kesesatan dalam segala hal.

Tak ada wanita yang paling bahagia di dunia ini melainkan kalau ia begitu dicintai suami dan dapat membahagiakan suami. Apalagi bagi seorang muslimah pernikahan bukan sekedar pelabuhan cinta tapi jembatan menuju jannah Allah SWT. Pernikahan adalah pusat investasi amal soleh bagi wanita yang segala keuntungannya akan dipetik di dunia dan yang paling utama adalah di akhirat. Maka wanita yang paling bahagia dan paling sukses adalah mereka yang dimuliakan Allah SWT. akhirat kelak. Semoga para istri tidak lupa, Andalah kelak yang akan menjadi wanita terbaik dan tercantik di dalam jannah Allah Ta’ala mengalahkan kecantikan dan keelokan para bidadari di surga.
Imam ath-Thabraniy meriwayatkan bahwa Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah saw., “Ya Rasulallah, apakah perempuan dunia yang lebih afdhal ataukah bidadari surga?”

Beliau saw. menjawab, “Perempuan dunia lebih afdhal dari bidadari surga seperti keutamaan pakaian luar dari pakaian dalam.” Ummu Salamah bertanya lagi, “Dengan apa itu?”

“Dengan shalat, puasa, dan ibadah mereka kepada Allah SWT. Allah SWT. menghiasi wajah mereka dengan cahaya, pakaian yang paling baik, perhiasan emas, tempat mereka (dihiasi) mutiara, sisir mereka emas. Mereka berdendang dengan suara lantang yang belum pernah didengar oleh mahluk. Mereka berkata, ‘ingatlah kami adalah kekal dan kami tidak mati, ingatlah kami mendapat penuh kenikmatan sehingga kami tidak pernah bersedih selamanya, ingatlah kami tidak pernah bersedih selamanya, ingatlah kami orang yang mukim sehingga tidak pernah berpindah selamanya, ingatlah kami senantiasa ridha sehingga kami tidak marah selamanya. Alangkah bahagianya orang yang kami dulu menjadi miliknya (istrinya) dan dia adalah milik (suami) kami’.”

Cobalah mengukur diri Anda sendiri para istri dengan beberapa pertanyaan berikut, lalu lihat hasilnya apakah Anda sudah menjadi istri idaman hati suami, dan semoga Allah memudahkan perjalanan Anda ke surga.

  1. Apakah Anda bisa untuk selalu rendah hati di hadapan suami walaupun mungkin level status sosial dan pendidikan juga pekerjaannya berada di bawah Anda? Ingatlah Nabi saw. bersabda yang artinya: “Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya akan aku perintahkan para isteri untuk sujud kepada para suami mereka, karena besarnya hak yang Allah berikan kepada para suami atas mereka”
  2. Bisakah Anda untuk selalu berterima kasih kepada suami Anda atas kebaikan yang ia berikan untuk keluarga meski itu mungkin remeh di hadapan orang lain dan Anda sendiri? Ingatlah Nabi saw. bersabda yang artinya: “Allah tidak memandang kepada perempuan yang tidak berterima kasih kepada suaminya dan dia tidak berupaya mengerjakan sendiri tanpa merepotkan suaminya.”
  3. Apakah Anda selalu berusaha untuk membuatnya ridlo, senang dan bahagia meski mungkin terkadang ada ketidakcocokan di antara Anda berdua? Ingatlah Nabi saw. bersabda: “Maukah aku beritahukan tentang perempuan kalian di surga?” Kami berkata, “Benar ya Rasulallah!” Beliau bersabda, “Setiap perempuan yang subur, penyayang, jika ia dibuat marah atau diperlakukan buruk atau suaminya marah, ia berkata, ‘ini kedua tanganku di tanganmu, aku tidak akan bisa memejamkan mata hingga engkau ridho’.”
  4. Bisakah Anda mendahulukan hak suami dibandingkan hak Anda sendiri, karir Anda, dakwah Anda bahkan mungkin orang tua Anda? Karena memang pernikahan menjadikan seorang suami wajib untuk ditaati oleh para istri. Nabi saw. bersabda, “Seorang perempuan tidak bisa menunaikan hak-hak Allah SWT. hingga ia menunaikan hak-hak suaminya seluruhnya.”
  5. Bisakah Anda menjaga kehormatan diri ketika sedang tidak bersama suami? Tidak bersenda gurau dengan lelaki lain dan membiarkan diri Anda dirayu olehnya? Ingatlah Nabi saw. bersabda tentang ciri perempuan salehah adalah, “…jika engkau (suaminya) tidak bersamanya, maka ia menjaga kehormatan dirimu.”

Mungkin ini sedikit bahan pertanyaan bagi para muslimah, khususnya para istri, demi memperbaiki kualitas rumah tangga Anda dan meningkatkan level ketaatan Anda di hadapan suami dan pastinya Allah SWT. Semoga Allah memberkahi rumah tangga kaum muslimin yang taat kepadaNya.

Oleh : Ustad Iwan Januar
Sumber: Kajian Sunah Manhaj Salaf
LihatTutupKomentar